Berita

Berita terkini terkait Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah

Diskusi Interaktif Pelestarian Cagar Budaya Tahun 2020

23 July 2021 17:59

Diskusi Interaktif Pelestarian Cagar Budaya

Tahun 2020

 

Salah satu tugas dan fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya adalah menyampaikan informasi cagar budaya kepada masyarakat dengan harapan masyarakat akan memberikan apresiasi terhadap cagar budaya. Penyampaian informasi ini banyak sekali metodenya dan salah satu yang akan diterapkan di sini adalah dengan diskusi interaktif.

Cakupan wilayah kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah yang luas tentunya berdampak belum semua penyampaian informasi cagar budaya melalui metode diskusi interaktif dapat seluruhnya tercakup. Untuk itu diperlukan pemilihan tempat dan sasaran untuk penyampaian informasi cagar budaya.

Penyebaran Covid 19 telah mengakibatkan dampak di berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Siswa untuk mengantisipasi dampak penyebaran dan penularan covid 19 diharuskan melakukan belajar dari rumah. Cagar budaya sebagai salah satu sumber ilmu tetap harus diinformasikan kepada siswa melalui media interaktif salah satunya kelas zoom cloud meeting dengan tanpa harus meninggalkan tempat tinggal. Perwakilan pelajar tingkat SMA / SMK di wilayah Provinsi Jawa Tengah menjadi sasaran peserta Diskusi Interaktif Pelestarian Cagar Budaya ini khususnya di Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta .

Tujuan kegiatan Diskusi Interaktif Pelestarian Cagar Budaya ini adalah :

  • Mengenalkancagar budaya beserta dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
  • Meningkatkanapresiasi masyarakat terhadap cagar budaya.
  • Meningkatkanperan aktif masyarakat dalam rangka pelestarian cagar budaya.

Adapun Sasaran kegiatan ini adalah perwakilan siswa pelajar tingkat SMA / SMK di Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta. Selanjutnya, hasil yang hendak dicapai dalam rangkaian kegiatan Diskus Interaktif Pelestarian Cagar Budaya ini adalah masyarakat yang mengapresiasi Cagar Budaya.

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya dengan tema penguatan pendidikan karakter melalui dongeng dan nilai-nilai yang dikandung dari cagar budaya Candi Sojiwan ini diikuti oleh 400 peserta dari 10 sekolah yang berada di eks karisidenan Surakarta. Selanjutnya, dalam kegiatan ini dihadirkan 2 orang narasumber yang memiliki kompetensi dalam  pembentukan penguatan karakter  melalui dongeng. Kedua orang narasumber tersebuat adalah sebagai berikut :

  1. Bagong Soebardjo
  2. Bambang Bimo Suryono, MDI

 

Peserta diikuti oleh guru serta siswa dari:

  1. SMA N 3 Klaten
  2. SMA N 2 Klaten
  3. SMA N 1 Prambanan Klaten
  4. SMK N 6 Surakarta
  5. SMA Regina Pacis Surakarta
  6. SMK PGRI Sukoharjo
  7. SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar
  8. SMA N 3 Boyolali
  9. SMK N 1 Sragen
  10. SMA N 1 Wonogiri

 

Untuk materi kegiatan telah dibuat tayangan audio video tentang Kebijaksanaan dari Sojiwan. Tayangan tersebut terdapat 5 judul film yaitu :

  1. Kera dan Buaya
  2. Ketam Membalas Budi
  3. Perlombaan Garuda dan Kura – Kura
  4. Singa dan Kera
  5. Dua Ekor Angsa Menerbangkan Kura - Kura

 

Dokumentasi kegiatan disampaikan sebagai berikut :

 

NOTULEN

 

Hari/Tanggal : Selasa, 15 September 2020

Waktu : 13.00 WIB – selesai

Tempat : Ruang Meeting  Zoom

Acara : Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020

Notulis : Vety Susilowati, S.S.

 

  1. Pembukaan
  2. Pembukaan Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020oleh pembawa acara (Host)

Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai pada pukul 13.00 WIB.  Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd., M.A membuka kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya dengan memberi gambaran sekilas tentang kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya kepada peserta diskusi yang berasal dari siswa-siswi SMA N 3 Klaten dan guru pendamping. Peserta dari siswa-siswi SMA N 3 Klaten berjumlah 39 dan 1 guru pendamping.

  1. Sambutan Koordinator Tim

Sambutan Diskusi disampaikan oleh Koordinator tim kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020, Wahyu Kristanto, S.S  mengenai Tugas pokok dan fungsi BPCB Jawa Tengah kepada peserta diskusi.

  1. Penyampaian Tata Tertib Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 oleh Pembawa Acara  dan pengenalan Tim kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020.
  2. Pelaksanaan
  3. Pengantar oleh Moderator

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 di mulai dengan pengantar sekilas tentang kegiatan Diskusi oleh moderator kegiatan, Gatut Eko Nurcahyo, S.S  Kegiatan dilanjutkan dengan acara mendongeng tentang Candi Sojiwan oleh Bagong Soebardjo dari Sanggar Wayang Dongeng. Moderator membacakan CV Bagong Soebardjo.

  1. Mendongeng bersama Bagong Soebardjo

Pengantar sekilas tentang wayang dongeng yang berasal dari bahan-bahan bekas dan hasil kreasi sendiri. Dongeng mengangkat cerita tentang Tilik Kancil. Dongeng Tilik Kancil sekilas bercerita tentang kehidupan hutan yang terserang pandemi virus Corona dengan tokoh kancil, kambing dan keong. Kancil bertanya kepada keong kenapa tidak dirumah padahal baru ada virus corona. Keong berkata bahwa dia sudah dirumah, karena rumahnya selalu dibawa kemana-mana. Keong memberi masker kepada kancil.  Kancil meminta kepada kambing untuk membuatkan rumah di punggung kancil. Kancil terus memaksa kepada kambing. Kambing menyanggupi permintaan kancil dengan mengukur punggung kancil. Satu minggu kemudian, rumah kancilpun jadi. Kancil merasa sombong, dengan rumahnya yang ada di punggung Kancil keliling kampung dan warga hutan melihatnya. Tetapi tidak ada satu wargapun yang menyapa. Mereka yang melihatnya berpikir bahwa Kancil aneh dan sebagian menganggapnya gila. Kancilpun merasa capek dan terjatuh. Kancil minta tolong dan tidak bisa lepas dari rumah yang ada di punggungnya. Tiba-tiba keong datang menghampiri kancil. Kancil mengeluh tidak bisa lepas dari rumah yang ada di punggungnya. Keongpun bertanya kepada Kancil alasannya. Kancil menjawab bahwa dia ingin seperti keong yang mempunyai rumah di punggungnya sehingga tidak perlu capek-capek. Kancil meminta tolong kepada keong. Keongpun akhirnya menolong kancil dengan memanggil hewan lain untuk menolong kancil. Demikianlah ceritanya kancil sakit, dan warga hutan ada yang tersenyum, tertawa dan mengingatkan agar kancil sadar, terutama Jago dan Kambing. Merekapun menengok Kancil yang sakit karena terjatuh akibat rumah yang ada dipunggungnya. Kancilpun sadar bahwa dia tidak boleh langsung meniru yang tidak bisa dia lakukan.  Jadi jangan asal meniru.

Pembacaan dongeng selesai pukul 13.47 WIB.

  1. Workshop pembuatan wayang sederhana

Bagong Soebardjo memaparkan tentang pembuatan wayang sederhana dengan bahan-bahan bekas seperti  karton, kertas koran, botol bekas. Sedangkan alat-alat yang digunakan yaitu lem, gunting/tatah, cutter dan pewarna.

Dari bahan-bahan tersebut dipilih pembuatan wayang dari karton bekas dengan menjelaskan secara detail bagian-bagian dari wayang, yaitu ada ada gapit, duding dan gegel. Langkah awal adalah menyiapkan karton bekas. Kemudian, menyiapkan pensil untuk pembuatan pola gambar/sketsa pada karton bekas. Setelah pola selesai, Pola yang sudah tergambar dipotong dengan memakai gunting/tatah.  Kertas yang dipakai jangan yang tipis, harus tebal.  Wayang yang sudah ditatah tapi belum diberi warna disebut gebingan. Selanjutnya diberi warna atau disebut menyungging. Pewarnaan bisa memakai crayon, spidol warna, cat air.

Alat warna yang dipilih adalah crayon.  Wayang-wayang kreasi sendiri bisa dibuat souvenir.  Selanjutnya,  bilah bambu dipotong sebagai pemegang wayang atau yang disebut gapit. Bilah bambu dipasang dengan cara diikat pada wayang dengan memakai jarum dan benang. Dan dilanjutkan pemasangan tangan.  Workshop selesai pada pukul 14.46 WIB.

  1. Diskusi dan tanya jawab
  • Tri Harjanto (Guru pendamping SMA N 3 Klaten) :

Untuk ukuran apakah bisa dibuat lebih mini?

Jawab :

Boleh, menyesuaikan dengan bahan yang ada.

  • Lintang :

Buat kartun boleh tidak pak?

Jawab : Boleh, gambar kartun diperbolehkan.

  • Tegar Herlambang :

Pak, tidak bisa gambar pak?

Jawab : Bisa dengan mencontoh/ngeblak gambar. Kuncinya tidak harus bisa menggambar.

  • Krisna Budi

Pak gambar hewan boleh tidak pak?

Jawab: Boleh, gambar apapun boleh

  • Anastasia Nadilla :

Sore pak. kalau masalah warna dan bentuk wajah tidak harus mirip dengan wayang boleh tidak pak?? terimakasih

Jawab : Boleh, warna dan bentuk wajah tidak harus mirip.

 

  1. Sesi Refleksi (Pemutaran film dengan judul “Kebijaksanaan dari Sojiwan”)
  2. Review tentang film “Kebijaksaan dari Sojiwan”

Review Singkat dilakukan oleh Wahyu Kristanto, S.S tentang pesan moral dari film  “Kebijaksaan dari Sojiwan” dengan mengambil judul Perlombaan Garuda dan kura-kura. Pesan moral yang dapat diambil adalah tentang penguatan karakter yang didapatkan dari cerita masa lalu.

 

Penutup

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 ditutup oleh Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd., M.A pada pukul 15.05

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NOTULEN

 

Hari/Tanggal : Rabu, 16 September 2020

Waktu : 13.10 WIB – selesai

Tempat : Ruang Meeting  Zoom

Acara : Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020

Notulis : Vety Susilowati, S.S.

 

  1. Pembukaan
  2. Pembukaan Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020oleh pembawa acara (Host)

Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai pada pukul 13.10 WIB.  Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd., M.A membuka kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya dengan memberi gambaran sekilas tentang kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya kepada peserta diskusi yang berasal dari siswa-siswi SMA N 2 Klaten dan guru pendamping. Peserta dari siswa-siswi SMA N 2 Klaten berjumlah 39 dan 1guru pendamping.

  1. Sambutan Koordinator Tim

Sambutan Diskusi disampaikan oleh Koordinator tim kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020, Wahyu Kristanto, S.S  mengenai Tugas pokok dan fungsi BPCB Jawa Tengah serta gambaran sekilas tentang  Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020kepada peserta diskusi.

  1. Penyampaian Tata Tertib Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 oleh Pembawa Acara  dan pengenalan Tim kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020.

 

 

  1. Pelaksanaan
  2. Pengantar oleh Moderator

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 di mulai dengan pengantar sekilas tentang kegiatan Diskusi oleh moderator kegiatan, Wardiyah, S.hum dan juga foto bersama.  Kegiatan dilanjutkan dengan acara mendongeng tentang Candi Sojiwan oleh Bagong Soebardjo dari Sanggar Wayang Dongeng. Moderator membacakan CV Bagong Soebardjo.

  1. Mendongeng bersama Bagong Soebardjo

Bagong Soebardjo memulai pertunjukan wayang dengan judul “Timun Mas”. Kisahnya berawal dari Pak  Suri dan Bu Suri yang sedih yang belum dikaruniai keturunan. Pak Suri mengatakan bahwa Bu Suri akan mendapatkan momongan dari Buto Ijo. Keesokan harinya diwaktu subuh,  setelah sembahyang Subuh Pak Suri dan Bu Suri berangkat menuju Pategalan. Di Tengah Pategalan timun, Pak Suri dan Bu Suri sudah mendengar suara tangisan bayi dan menemukan bayi di sebuah buah timun. Bayi tersebut diberi nama Timun Mas. Pak Suri dan Bu Suri mengadakan perjanjian dengan Buto Ijo bahwa Timun Mas akan diminta saat berusia 12 tahun. Setelah waktu berlalu, saat Timun Mas kelas 6 SD dan berusia 12 tahun, Bu Suri sedih karena Timun Mas akan diambil kembali oleh buto ijo. Setelah pulang dari sekolah, Timun Mas diberitahu oleh Pak Suri bahwa Timun Mas akan diambil oleh Buto Ijo. Pak Suri dan Bu Suri menyuruh Timun Suri pergi. Sebelum pergi Pak Suri membekali mereka dengan Jarum, Garam dan Terasi. Timun Mas dikejar oleh Buto Ijo. Timur Mas menyebar Jarum dan tumbuhlah pohon duri. Akan tetapi Buto Ijo masih bisa melawan. Setelah itu menyebar Garam dan menjadi laut, Buto Ijo tidak mau kalah. setelah itu Timun Mas menyebar Terasi dan munculah lumpur dan menenggelamkan Buto Ijo. Dan Timun Mas pun selamat.

 

  1. Workshop pembuatan wayang sederhana

Bagong Soebardjo memaparkan tentang pembuatan wayang sederhana dengan tokoh Spongebob dengan bahan-bahan bekas seperti  karton, kertas koran, botol bekas. Sedangkan alat-alat yang digunakan yaitu lem, gunting/tatah, cutter dan pewarna.

 Langkah awal adalah menyiapkan karton bekas. Kemudian, menyiapkan pensil untuk pembuatan pola gambar/sketsa pada karton bekas. Setelah pola selesai, Pola yang sudah tergambar dipotong dengan memakai gunting menurut garis. Setelah terpotong, gambar diberi warna dengan crayon. Proses selanjutnya memasang gapit yang terbuat dari bilah bambu. Gapit dibelah menjadi 2 dan dipasang pada wayang tadi. Wayang diikat dengan benang.  Langkah selanjutnya adalah pemasangan tangan dan tuding untuk menggerakkan wayang.

 

  1. Diskusi dan tanya jawab
  • Clara Dea:

Apakah semua wayang purwa dibuat dari kulit kerbau agar lebih detail?

Jawab :

Karena wayang sangat berkembang, itu memang akar wayang purwa terbuat dari kulit kerbau,  dan dipercaya sebagai bahan yang sangat kuat. Jadi bahan baku utama untuk pembuatan wayang adalah kulit kerbau.  Bisa diganti dengan kulit kambing, tetapi untuk lazimnya dalam dunia perdalangan adalah wayang dari kulit kerbau.

  • Abdul Hamid:

Pada zaman dulu itu apakah kegunaan dari pertunjukan wayang? apakah hanya untuk sarana hiburan seperti saat ini?

Jawab : Awal mula wayang dijadikan media dakwah oleh Sunan Kalijaga dalam penyampaian ajaran Islam.

  • Rizki :

Apakah  dalam wayang Purwo itu ada pakemnya seperti wayang kulit?

Jawab :  Tergantung dari cerita yang di sampaikan.

  • Devara Farand S :

Kalau wayang itu bentuknya apa harus manusia? Apakah bisa dibentuk hewan ?

Jawab :  Bentuk wayang tidak manusia sekali, itu kehebatan pencipta wayang dahulu. Wayang tercipta dahulu mempunyai falsafah. Wayang akan tampak dari samping dan tidak tampak dari muka.

 

  • Vianita Devi

apakah dalam penugasan ini biasa menggunakan fabel yang terdapat di relief candi sojiwan?

Jawab : Bisa, bisa dilihat di Youtube tentang video Sojiwan.

 

  1. Sesi Refleksi (Pemutaran film Kebijaksanaan dari Sojiwan dengan topik Ketam Mebalas Budi)

Pesan moral yang dapat diambil dari Pemutaran film Kebijaksanaan dari Sojiwan dengan topik Ketam Mebalas Budi adalah Perbuatan baik akan mendapatkan keselamatan dan hidup harus saling tolong-menolong.

 

Penutup

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 ditutup oleh Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd., M.A pada pukul 14.45 WIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NOTULEN

 

Hari/Tanggal : Kamis, 17 September 2020

Waktu : 13.18 WIB – selesai

Tempat : Ruang Meeting  Zoom

Acara : Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020

Notulis : Vety Susilowati, S.S.

 

  1. Pembukaan
  2. Pembukaan Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020oleh pembawa acara (Host)

Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai pada pukul 13.18 WIB.  Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd., M.A membuka kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya dengan memberi gambaran sekilas tentang rincian kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya kepada peserta diskusi yang berasal dari siswa-siswi SMA N 1 Prambanan dan guru pendamping. Peserta dari siswa-siswi SMA N 1 Prambanan Klaten berjumlah 39 dan 1guru pendamping.

  1. Sambutan Koordinator Tim

Sambutan Diskusi disampaikan oleh Koordinator tim kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020, Wahyu Kristanto, S.S  mengenai Tugas pokok dan fungsi BPCB Jawa Tengah serta gambaran sekilas tentang  Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 kepada peserta diskusi.

  1. Penyampaian Tata Tertib Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 oleh Pembawa Acara.

 

 

 

  1. Pelaksanaan
  2. Pengantar oleh Moderator

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 di mulai dengan pengantar sekilas tentang kegiatan Diskusi oleh moderator kegiatan, Gatut Eko Nurcahyo, S.S .  Kegiatan dilanjutkan dengan acara mendongeng oleh Bagong Soebardjo dari Sanggar Wayang Dongeng. Moderator membacakan CV Bagong Soebardjo.

  1. Mendongeng bersama Bagong Soebardjo
  2. Bagong Soebardjo memberikan pengantar dan ucapan terimakasih kepada BPCB Provinsi Jawa Tengah dan Pihak SMA N 1 Prambanan. Pertunjukan wayang dimulai dengan judul “Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang”.  

Alkisah hiduplah seorang pangeran yang sakti mandraguna bernama Bandung Bondowoso, sang pangeran adalah putra dari raja besar Damar Maya yang menguasai kerajaan Pengging.Sayang seribu sayang kerajaan Pengging bermusuhan dengan kerajaan Baka yang dipimpin oleh seorang rasaksa bernama Prabu Baka, meski rasaksa, Prabu Baka memiliki seorang putri nan cantik jelita bernama Roro Jonggrang.

Dalam sebuah pertempuran antara kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka, sang Prabu Baka pun tewas dibunuh oleh Bandung Bondowoso, hingga kerajaan Baka pun dikuasainya.Datanglah romobongan pangeran Bandung Bondowoso datang ke kerajaan baka, di sanalah ia melihat Roro Jonggrang dan terpikat akan kecantikannya dan ingin menikahinya.Tapi Roro Jonggrang tentu tak sudi menikah dengan orang yang telah membunuh sang ayah, kemudian ia pun membuat tipu muslihat.

Karena Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa, akhirnya sang putri bersedia dipersunting, namun dengan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan. Syarat pembangunan seribu candi hanya dalam waktu satu malam. Bandung Bondowoso menyanggupi  syarat tersebut.

Untuk mewujudkan syarat tersebut, Bandung Bondowoso memanggil makhluk halus, jin, setan, dan dedemit. Dengan bantuan makhluk halus ini, Bandung Bondowoso berhasil menyelesaikan 999 candi. Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa seribu candi sudah hampir rampung, sang putri berusaha menggagalkan tugas Bondowoso. Ia membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi. Ia juga memerintahkan agar gundukan jerami dibakar di sisi timur.

Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan. Akibatnya, hanya 999 candi yang berhasil dibangun sehingga usaha Bandung Bondowoso gagal. Setelah mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang agar menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir.

 

  1. Workshop pembuatan wayang sederhana

 Bagong Soebardjo memaparkan tentang pembuatan wayang sederhana dengan tokoh Semar dengan bahan-bahan bekas seperti  karton, dan bilah bambu.  Sedangkan alat-alat yang digunakan yaitu gunting dan pewarna.

 Langkah awal adalah menyiapkan karton bekas. Kemudian, menyiapkan pensil untuk pembuatan pola gambar/sketsa pada karton bekas. Setelah pola selesai, Pola yang sudah tergambar dipotong dengan memakai gunting menurut garis. Setelah terpotong, gambar diberi warna dengan crayon.  Mewarnai wayang dinamakan proses menyungging. Proses selanjutnya memasang gapit yang terbuat dari bilah bambu. Gapit dibelah menjadi 2 dan dipasang pada wayang tadi. Wayang diikat dengan benang.  Langkah terakhir adalah pemasangan tangan dan tuding untuk menggerakkan wayang.  

 

  1. Diskusi dan tanya jawab
  • Hana Eka:

Bagaimana kisah akhir dari hidupnya Bandung Bondoy,setelah beliau tidak jadi menikahi Roro Jonggrang?

     Jawab :

 Bandung Bondowoso kembali ke Pengging lalu menjadi pertapa.

 

  • Avita Mumtahana:

Candi prambanan itu masuk cagar budaya Jateng atau DIY

Jawab :  Candi Prambanan masuk dalam pengelolaan BPCB DIY. Sedangkan BPCB Jawa Tengah mengelola Candi Sewu, Candi Lumbung, Candi Bubrah dan Candi Gana yang berada di dalam warisan Dunia.  Adanya beberapa Candi yang berlatar agama Budha dan Hindhu menunjukkan nilai toleransi dan keberagaman budaya.  

 

  1. Sesi Refleksi (Pemutaran film Kebijaksanaan dari Sojiwan dengan topik Kambing  dan Singa)

 Pesan moral yang dapat diambil dari Pemutaran film Kebijaksanaan dari Sojiwan dengan topik Kambing dan Singa. Pesan moral yang bisa diambil adalah dalam menghadapi sebuah bahaya, akal budi mengalahkan marabahaya.

 

Penutup

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 ditutup oleh Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd., M.A pada pukul 14.58 WIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NOTULEN

 

Hari/Tanggal : Jum’at, 18 September 2020

Waktu : 13. 11 WIB – selesai

Tempat : Ruang Meeting  Zoom

Acara : Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020

Notulis : Vety Susilowati, S.S.

 

  1. Pembukaan
  2. Pembukaan Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020oleh pembawa acara (Host)

Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai pada pukul 13.11 WIB.  Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd., M.A membuka kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya dengan memberi gambaran sekilas tentang rincian kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya kepada peserta diskusi yang berasal dari siswa-siswi SMK N 6 Surakarta dan guru pendamping. Peserta dari siswa-siswi SMK N 6 Surakarta berjumlah 40 dan 3guru pendamping.

  1. Sambutan Koordinator Tim

Sambutan/Pengantar Diskusi disampaikan oleh Koordinator tim kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020, Wahyu Kristanto, S.S  mengenai Pengertian Cagar Budaya, Nilai Cagar Budaya dan Bentuk Cagar Budaya secara umum, dan yang ada di Kota Surakarta serta gambaran sekilas tentang  Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 kepada peserta diskusi.

  1. Penyampaian aturan/tata tertib Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 oleh Pembawa Acara.

 

 

  1. Pelaksanaan
  2. Pengantar oleh Moderator

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 di mulai dengan pengantar sekilas tentang kegiatan Diskusi oleh moderator kegiatan, Wardiyah, S.Hum .  Kegiatan dilanjutkan dengan acara mendongeng oleh Bagong Soebardjo dari Sanggar Wayang Dongeng. Moderator membacakan CV Bagong Soebardjo.

  1. Mendongeng bersama Bagong Soebardjo

Bagong Soebardjo memberikan pengantar dan ucapan terimakasih kepada BPCB Provinsi Jawa Tengah dan Pihak SMK N 6 Surakarta. Pertunjukan wayang dongeng dimulai dengan judul “Kancil Keduwung”.  

Pada suatu pagi, Kancil bertemu dengan keong yang berada di dalam air. Kancil mengejek keong karena keong jalannya lambat dan selalu membawa rumahnya. Keong pun membela diri bahwa jika dia capek berjalan dia tinggal tidur dirumah yang dibawanya. Keong pun menantang Kancil untuk balapan. Keongpun merasa bingung karena dia tadi hanya kesal kepada kancil yang merasa sombong. Keongpun bertemu dengan teman-temannya. Keongpun bercerita bahwa dia menantang kancil untuk balapan lari. Keong meminta pendapat teman-temannya agar dia bisa mengalahkan kancil dalam balapan lari. Salah seorang temannya berpendapat, bahwa mereka harus berjajar di dalam air dari garis awal hingga garis akhir perlombaan. Mereka ingin kancil sadar dan tidak merasa sombong lagi.

Hingga tiba pada waktunya, Kancil sudah datang dan keongpun sudah berbaris di dalam air. Kancilpun merasa bahwa dirinya akan menang dan keong tidak akan bisa mengalahkannya. Perlombaanpun dimulai, Keong masuk di dalam air dan kancil mulai berlari dengan nada menyepelekan dan berlari seenaknya sendiri. Di pertengahan jalan, kancilpun berhenti dan memanggil keong, keongpun menyahutnya, begitu berulang kali. Keong selalu muncul saat kancil memanggilnya.   Kancil merasa kalah dan berhenti karena kelelahan. Keong yang ada didepannya muncul. Kancil sudah tau, bahwa ini cuma akal-akalnya si keong dan teman-temannya. Keong pun berpesan kepada kancil agar menggunakan akal dan pikirannya dan tidak boleh sombong. Kancilpun meminta maaf kepada Keong.

 

  1. Workshop pembuatan wayang sederhana

 Bagong Soebardjo memaparkan tentang pembuatan wayang sederhana dengan memilih karakter kupu-kupu. Bahan-bahan yang digunakan yaitu karton, dan bilah bambu.  Sedangkan alat-alat yang digunakan yaitu gunting dan pewarna.

 Langkah awal adalah menyiapkan karton bekas. Kemudian, menyiapkan pensil untuk pembuatan pola gambar/sketsa pada karton bekas. Setelah pola selesai, Pola yang sudah tergambar dipotong dengan memakai gunting menurut garis. Setelah terpotong, gambar diberi warna dengan crayon.  Mewarnai wayang dinamakan proses menyungging. Proses selanjutnya memasang gapit yang terbuat dari bilah bambu. Gapit dibelah menjadi 2 dan dipasang pada wayang tadi. Wayang diikat dengan benang.  Langkah terakhir adalah pemasangan tangan dan tuding untuk menggerakkan wayang.  

 

  1. Diskusi dan tanya jawab
  • Ivan Yutista M:

a.Kertasnya apakah harus dobel atau tidak saat membuat wayang?

         Jawab :

Kertasnya boleh didobel boleh tidak. Jika ingin hasil wayangnya bagus dan kuat,  maka harus didobel kertasnya.

 

b.Kenapa relief di Candi Sojiwan berbentuk gambar bukan berbentuk tulisan, apakah dahulu belum mengenal tulisan?

Jawab :

Peninggalan dahulu berupa gambar, gambar lebih menarik apalagi itu sebuah bangunan candi yang memiliki nilai artistik. Dan ada maksud-maksud tertentu dari nenek moyang. Relief juga berfungsi memperindah sebuah bangunan Candi.

 

  • Naifah Maheswari

Lokasi Candi Sojiwan dekat dengan Candi Prambanan, apakah masih ada kaitan

antara kedua candi tersebut?

Jawab :

Ada saling ketertaitan antara kedua Candi tersebut, yaitu pemilihan tempat untuk membangun candi, satu kesatuan kawasan dan berasal dari periodesasi yang sama dari Mataram kuno. Di masa kerajaan Mataram Kuno, karena memang ada pergantian keagamaan. Perkembangan agama masa kerajaan Mataram Kuno saling silih berganti. Sebelum ada agama Hindu, sudah ada agama Budha. Meskipun ada perbedaan agama, toleransi perlu dikembangkan dan dimaknai.

 

  • Winda Pramistina

Apakah isi prasasti yang menyebutkan bahwa Raja Balitung mempersembahkan bangunan suci untuk neneknya Haji Rakryan Sanjiwana benar atau tidak?

Jawab :

Segala sesuatu pada masa lalu pasti ada penelitian dan mempunyai pendapat masing-masing. Kemudian terkait dengan adanya raja balitung mengeluarkan prasasti yang menyebutkan bahwa Raja Balitung mempersembahkan bangunan suci untuk neneknya Haji Rakryan Sanjiwana.  Ada candi yang memang dalam penemuan prasasti yang menunjukkan jati diri candi tersebut. Dan untuk Candi Sojiwan perlu dikaji kembali.

 

  • Tito Huda

Dalam membaca atau menerjemahkan suatu cagar budaya seperti prasasti dan relief itu kan pasti ada kendala atau hamabatan, kendala dan hambatannya itu biasanya seperti apa?

Jawab :

Kendalanya banyak, yang pertama, tulisan dan bahasa bukan bahasa masa sekarang atau tulisan dengan bahasa yang lama dan perlu pendalaman materi. Ilmu yang mempelajari dalam ilmu arkeologi disebut epigrafi. Termasuk juga relief, ketika kita mempelajari isi dari relief, ada tuntunan/pedomannya seperti Kitab Pancatantra dan Jataka.

  1. Sesi Refleksi (Pemutaran film Kebijaksanaan dari Sojiwan dengan topik “Perlombaan antara garuda dan kura-kura”)

 Pesan moral yang dapat diambil dari Pemutaran film Kebijaksanaan dari Sojiwan dengan topik Perlombaan antara garuda dan kura-kura. Pesan moral yang bisa diambil adalah Kekuatan bukanlah satu-satunya untuk mengatasi segala-galanya, tetapi justru kepandaian yang lebih berarti.

 

  1. Penutup

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 ditutup oleh Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd., M.A pada pukul 15.02 WIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NOTULEN

 

Hari/Tanggal : Senin, 21 September 2020

Waktu : 13. 14 WIB – selesai

Tempat : Ruang Meeting  Zoom

Acara : Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020

Notulis : Vety Susilowati, S.S.

 

  1. Pembukaan
  2. Pembukaan Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020oleh pembawa acara (Host)

Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai pada pukul 13.14 WIB.  Pembawa acara, Wahyu Kristanto, S.S membuka kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya dengan memberi gambaran sekilas tentang rincian kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya kepada peserta diskusi yang berasal dari siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar dan guru pendamping. Peserta dari SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar berjumlah 35 siswa dan 1   guru pendamping.

 

  1. Pelaksanaan
  2. Pengantar oleh Moderator

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 di mulai dengan pengantar sekilas tentang kegiatan Diskusi oleh moderator kegiatan, Gatut Eko Nurcahyo, S.S.  Moderator membacakan CV Narasumber yang bernama Bambang Bimo Suryono. Narasumber berasal dari Sanggar Dongeng Kak Bimo yang berasal dari Bantul, D.I.Yogyakarta

 

 

  1. Paparan dari Narasumber

Kak Bimo selaku narasumber membuka sesi Dongeng dengan perkenalan singkat kepada Peserta Diskusi Interaktif Cagar Budaya 2020. Dongeng Dimulai dari sebuah pernyataan dari Ir. Soekarno, Historia Vitae Magistra yang artinya Sejarah adalah Guru Kehidupan. Selanjutnya, Kak Bimo menjelaskan tentang tokoh Pahlawan Nasional  Jenderal Soedirman.

Jendral Sudirman merupakan salah satu pahlawan yang ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan mengusir tentara Belanda yang masih belum rela Indonesia merdeka.Ia dikenal sebagai jendral yang melakukan perlawanan secara gerilya. Dengan menggunakan tandu, Jendral Sudirman yang saat itu sakit, keluar masuk hutan dan menyerang tentara Belanda hingga akhirnya mereka gentar dan angkat kaki dari Indonesia.

 

  1. Diskusi dan tanya jawab
  • Aldi Darmawan:

Dari kisah perjuangan Jendral Soedirman tersebut, bagaimana cara kita sebagai pelajar untuk mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan Jendral Soedirman ke era globalisasi seperti ini?

      Jawab :

  Pak Soedirman sudah menunjukkan bukti sebagai Pahlawan Teladan. Yang bisa kita ambil dari perjuangan Pak Soedirman adalah Semangat dan tanggungjawab untuk mengambil peran mengentaskan keadaan yang tidak baik di masyarakat. Rasa nasionalisme dan rela berkorban demi ibu pertiwi.

  • Adam Pinggala Aruna P

 Jika tadi dikatakan bahwa dengan dongeng bisa membangun karakter para pemuda indonesia lalu bagaimana caranya? karena banyak sekali cara untuk membangun karakter yang lebih efektif tapi karakter pemuda indonesia pun masih banyak yang belum terbentuk karakternya. Terimakasih.

  Jawab :

Dr. David Magelen, seorang ahli psikolog sosial CIA bertugas mengamati ada bangsa maju dan bangsa mundur. Dia mengatakan bahwa Nasib suatu bangsa dalam 20 tahun kedepan dapat diperkirakan maju atau mundur dari pemikiran hari ini. Cara menanamkan pikiran yang lebih canggih adalah dengan mendongeng dan bercerita, sehingga anak-anak mampu menerima tanpa paksaan dan tanpa merasa diceramahi, sehingga karakter yang ada dalam dongeng dapat diterima dan diteladani oleh anak-anak.

  • Nila

Kenapa Soedirman tidak naik kuda tetapi malah ditandu?

Jawab : Kuda adalah tunggangan yang istimewa, apalagi digunakan oleh prajuri

keraton. Dengan kondisi fisik yang tidak memungkinkan, jadi Soedirman

ditandu. Soedirman pribadi yang tanggung dan pantang menyerah.

  • Elyana

Kenapa masyarakat tionghoa mau menjadi mata-mata?

 Jawab : Tidak semuanya, tetapi banyak yang jadi mata-mata. Mereka pendatang,

    dan posisinya sulit. Mereka masih menjadi kelompok terendah di masyarakat.   Dan mereka merasa aman jika bersama penjajah. Dan menjadi upaya mereka untuk melanggengkan eksistensi dan kekuasaan mereka. Mereka tidak mengenal batas kenegaraan. Ketika selesai Geger Jogja, mereka sangat ketakutan karena keluarganya mereka menjadi mata-mata, mereka ingin mengungsi. Mereka tidak punya Hak Agraria di Yogyakarta sampai sekarang.

 

  1. Sesi Pemutaran film “Kebijaksanaan dari Sojiwan” dengan topik Ketam membalas Budi. Pesan moral yang dapat diambil dari Film tersebut adalah Perbuatan baik akan mendapatkan keselamatan dan hidup harus saling tolong-menolong.
  2. Penutup

Sebelum ditutup, Wahyu Kristanto, S.S menyampaikan pesan bahwa dongeng sejak dulu sampai sekarang memiliki nasihat dan nilai-nilai yang baik untuk diteladani dan menjadi inspirasi. Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 ditutup oleh Moderator,  Gatut Eko Nurcahyo, S.S pada pukul 14.55 WIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NOTULEN

 

Hari/Tanggal : Selasa, 22 September 2020

Waktu : 13. 17 WIB – selesai

Tempat : Ruang Meeting  Zoom

Acara : Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020

Notulis : Vety Susilowati, S.S.

 

  1. Pembukaan
  2. Pembukaan Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020oleh pembawa acara (Host)

Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai pada pukul 13.17 WIB.  Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd, M.A membuka kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya dengan memberi gambaran sekilas tentang rincian kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya kepada peserta diskusi yang berasal dari siswa-siswi SMA Regina Pacis Surakarta dan guru pendamping. Peserta dari SMA Regina Pacis Surakarta berjumlah 39 siswa dan 1   guru pendamping.  

  1. Penyampaian aturan/tata tertib Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 oleh Pembawa Acara.

 

  1. Pelaksanaan
  2. Pengantar oleh Moderator

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai dengan pengantar sekilas tentang kegiatan Diskusi oleh moderator kegiatan, Wardiyah, S.Hum.  Moderator membacakan CV Narasumber yang bernama Bambang Bimo Suryono. Narasumber berasal dari Sanggar Dongeng Kak Bimo yang berasal dari Bantul, D.I.Yogyakarta

  1. Paparan dari Narasumber

Kak Bimo selaku narasumber membuka sesi Dongeng Sejarah dengan perkenalan singkat kepada Peserta Diskusi Interaktif Cagar Budaya 2020. Dongeng Dimulai dari sebuah pernyataan dari Ir. Soekarno, Historia Vitae Magistra yang artinya Sejarah adalah Guru Kehidupan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Selanjutnya, Kak Bimo menjelaskan tentang perjuangan Jenderal Soedirman. Jenderal Soedirman memimpin perjuangan melawan Belanda dan antek-anteknya di Ambarawa yang disebut dengan peristiwa Palagan Ambarawa.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengirimkan surat ke Presiden RI yang menyebutkan bahwa Jakarta sudah tidak kondusif menjadi ibukota. Sehingga, Ibukota dipindahkan ke Yogyakarta. Presiden dan wakil presiden akhirnya pindah ke Yogyakarta. Belanda tidak tinggal diam. Serangan bermula pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan menggunakan taktik perang kilat (blitkrieg) disegala sisi wilayah Republik Indonesia. Dimulai dari merebut pangkalan udara Maguwo (saat ini bernama Adi Sucipto) dengan menerjunkan pasukan payung dan dengan gerak cepat mampu mengambil alih kendali kota Yogyakarta yang merupakan ibukota Republik Indonesia saat itu.  Dan kemudian menangkap pemimpin Republik Indonesia yakni Soekarno dan Mohammad Hatta.

Sebelum detik-detik penangkapan Soekarno, Jenderal Soedirman diangkat menjadi Panglima Perang TNI.  Meskipun ia sedang menderita penyakit paru-paru parah, ia tetap berjuang dan bergerilya bersama para prajuritnya untuk melawan tentara Belanda pada Agresi Militer II. Perang gerilya membutuhkan perjalanan panjang di mana Jenderal Sudirman dan pasukannya harus keluar masuk hutan dan melewati jalur pedesaan.Meski sedang sakit, Jenderal Sudirman tetap mampu memberikan strategi perang yang baik dan bisa memotivasi pasukannya.Beliau memang tidak berperang langsung, namun pemikirannyalah yang memimpin para prajurit.Dengan taktik perang gerilya Belanda jadi kebingungan karena ada serangan yang dilakukan secara tiba-tiba.Di samping itu, Jenderal Sudirman juga menyiapkan sebuah serangan yang direncanakan dengan matang. Serangan itu dilakukan pada 1 Maret 1949 pagi serentak di seluruh wilayah Indonesia.Fokus serangan itu adalah di ibu kota Indonesia, yaitu Yogyakarta. Pada 1 Maret 1949 pukul 06.00 WIB, sirine di seluruh penjuru kota Yogyakarta dibunyikan sebagai tanda serangan dimulai.Selagi Jenderal Sudirman bergerilya di pelosok desa, serangan di Yogyakarta itu dipimpin oleh Letkol Soeharto, Ventje Sumual, Mayor Sardjono, Mayor Kusno, Letnan Amir Murtopo, dan Letnan Masduki.Strategi perang gerilya yang dilakukan dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur itupun membuahkan hasil. Akhirnya Belanda pun berhasil dipukul mundur.

 

  1. Diskusi dan tanya jawab
  • Montgomery Teofilus :

Sejarah itu adalah suatu momen penting yang terjadi di masa lampau dan kemungkinannya kecil atau bahkan tidak bisa terulang. Semoga yang saya sampaikan ini tidaklah benar, namun saya seringkali berpikir seperti ini :

ketika kita bermain estafet kata, pasti akan sering kata yang disampaikan berubah. apakah bisa dipastikan jika sejarah yang selama ini kita pelajari adalah kejadian yang tidak diubah ubah seiring bertambahnya waktu? mungkin jika sejarah itu adalah tanggal, bulan tahun tidak bisa diganti karena ada seseorang yang menulis sehingga itu menjadi bukti. namun hal seperti "alasan atau bagaimana perang seperti surabaya, bandung lautan api berlangsung, dll nya" bukankah hal tersebut bisa berubah tergantung sudut pandang seseorang? jadi sebenarnya pertanyaan saya adalah apakah bisa dipastikan jika sejarah yang selama ini kita pelajari adalah kejadian yang tidak diubah-ubah seiring bertambahnya waktu?

    Jawab :

Sejarah itu bisa terulang kalau peristiwanya bisa terulang. Kemudian hadirnya para pahlawan, para penjajah dan para pengkhianat juga bisa terulang. Tetapi timelinenya tidak berulang.

 

 

 

  • Natanael Surya Putra Naingalis

 Kenapa memilih storytelling dalam menyampaikan sejarah, dan bagaimana membuat pendengar tertarik pada cerita sejarah yg kita sampaikan?

  Jawab :

Tuhan YME menganugerahkan kepada saya keberbakatan dalam bertutur. Di daerah Solo dan D.I.Yogyakarta kaya akan sastra tutur, saya tinggal di daerah tersebut sehingga lekat dengan sastra tutur tersebut. Saya mempelajari 125 karakter suara wayang.

  • Kylie GB

Saya mau tanya pendapatnya. Kita dan anak Indonesia lainnya kebanyakan sudah mendengar sejarah Indonesia. Ada beberapa orang yang dibangkitkan semangat persatuannya dari sejarah tersebut. Menurut kak bimo, bagaimana cara membangkitkan rasa persatuan dan nasionalisme orang Indonesia, terutama anak muda Indonesia yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan? Karena kebanyakan anak muda Indonesia cenderung cuek dengan sejarah Indonesia.

Jawab :

Selain melalui metode Sosial media, agar orang-orang bisa menyukai sejarah yaitu bagaimana kita menyadarkan dengan seni mengajak tanpa paksaan. Hidup itu bergerak dan bisa menggerakkan orang lain dalam kebaikan-kebaikan yang berguna. Selain itu, juga  mengarusutamakan tradisi sejarah yaitu dengan dekat sejarah dan menggunakan metode agar tertarik dengan sejarah sehingga menjadi penikmat dan pecinta sejarah.  Dengan menggunakan pendekatan komunitas, semua ini bisa dimasuki dan dikaitkan dengan sejarah agar muncul kesadaran akan sejarah. Siapapun pemuda/tokoh komunitas memiliki pengetahuan sejarah terbaik maka dia orang yang bisa mendomninasi nilai dan informasi yang ada di kelompoknya.

 

 

 

  1. Sesi Refleksi

Sesi Pemutaran film “Kebijaksanaan dari Sojiwan” dengan topik Kera dan Buaya. Pesan moral yang dapat diambil dari Film tersebut adalah Kecerdikan dalam bertindak akan menghindarkan kita dari setiap mara bahaya.

 

  1. Penutup

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 ditutup oleh Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd, M.A  pada pukul 14.58 WIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NOTULEN

 

Hari/Tanggal : Rabu, 23 September 2020

Waktu : 13. 10  WIB – selesai

Tempat : Ruang Meeting  Zoom

Acara : Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020

Notulis : Vety Susilowati, S.S.

 

  1. Pembukaan
  2. Pembukaan Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020oleh pembawa acara (Host)

Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai pada pukul 13.10 WIB.  Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd, M.A membuka kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya dengan memberi gambaran sekilas tentang rincian kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya kepada peserta diskusi yang berasal dari siswa-siswi SMK PGRI Sukoharjo dan guru pendamping. Peserta dari SMK PGRI Sukoharjo berjumlah 39   siswa dan 1guru pendamping.  

  1. Penyampaian aturan/tata tertib Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 oleh Pembawa Acara.
  2. Pengantar oleh Koordinator Tim

   Pengantar Diskusi disampaikan oleh Koordinator tim kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020, Wahyu Kristanto, S.S  mengenai Pengertian Cagar Budaya, Nilai Cagar Budaya dan Bentuk Cagar Budaya secara umum serta gambaran sekilas tentang  Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 kepada peserta diskusi.

 

 

  1. Pelaksanaan
  2. Pengantar oleh Moderator

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai dengan pengantar sekilas tentang kegiatan Diskusi oleh moderator kegiatan, Gatut Eko Nurcahyo, S.S.  Moderator membacakan CV Narasumber yang bernama Bambang Bimo Suryono. Narasumber berasal dari Sanggar Dongeng Kak Bimo yang berasal dari Bantul, D.I.Yogyakarta.

  1. Paparan dari Narasumber

Kak Bimo selaku narasumber membuka sesi Dongeng Sejarah dengan perkenalan singkat kepada Peserta Diskusi Interaktif Cagar Budaya 2020. Dongeng Dimulai dari sebuah pernyataan dari Ir. Soekarno, Historia Vitae Magistra yang artinya Sejarah adalah Guru Kehidupan. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Selanjutnya, Kak Bimo menjelaskan tentang perjuangan Brigjen Anumerta Ignatius Slamet Riyadi. Fakta tentang Slamet Riyadi :

  1. Dia asli putra solo yang lahir pada tanggal 26 juli 1927
  2. Slamet Riyadi orang muda yang cerdas dan berprestasi. Menempuh pendidikan

di akademi kelautan pada era pendudukan Jepang.

  1. Pemrakarsa Serangan Umum Kota Solo 7-10 Agustus 1949. Memimpin pasukan

RI di beberapa Daerah Jawa Tengah selama perang kemerdekaan.

  1. Ikut memerangi Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Jawa Berat dan Republik

Maluku Selatan (RMS).

  1. Gugur di Ambon dalam usia 23 tahun saat bertempur melawan RMS. Namanya banyak diabadikan sebagai nama jalan, termasuk jalan utama di Kota Surakarta, juga untuk menamakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Serta untuk perguruan tinggi.

 

  1. Diskusi dan tanya jawab
  • Siti nur cholizah :
  1. Mengapa sebelum tahun 2000 kebawah itu ada perang yg berturut-turut?

Jawab :

Zaman itu merupakan zaman yang kritis dan merupakan zaman untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Dan Slamet Riyadi menjadi orang yang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi tokoh Pahlawan yang berani melawan Penjajah.

  1. bagaimana upaya supaya para remaja ini bisa melestarikan atau mengetahui

akan sejarah itu ?

Jawab :

  • Santosa (Guru Pendamping) :

 Mengapa orang baik /hebat kok umurnya hanya pendek? contoh lain Chairil

 Anwar, dll, mungkin bisa memberi pencerahan.

Jawab :

Menurut pandangan saya, ada orang-orang muda tapi kemudian dipanggil Allah SWT. Hakekat hidup adalah mencari bekal untuk kehidupan di akhirat nanti. Mungkin pada momentum terbaik itulah waktu yang dianggap pas oleh Allah SWT.  

  • Aisah Bunga

Seberapa penting kita harus mengenal budaya?

Jawab :

Seberapa penting kita belajar tentang budaya, kita harus mengenal budaya khususnya budaya kita sendiri. Upaya manusia untuk melestarikan hidup dan mencapai tujuannya memerlukan budaya. Kalau kita mengenal budaya sendiri, kita akan mengenal jati diri kita. Beruntunglah orang-orang yang membangun tradisi kebaikan dan ditiru oleh orang-orang di generasi berikutnya.  Orang-orang yang membangun budaya akan menjadi pahlawan di masanya masing-masing.

  • Fatimah Nur Amandasari

 Adakah kebijakan peraturan yang mendukung pelestarian cagar budaya?

 Jawab :

Jelas ada, karena Cagar Budaya memiliki nilai yang penting, maka terbitlah UU N0 11 Tahun 2010, disitu ada cara untuk melindungi, melestarikan dan memanfaatkannya. Kita yang ada di generasi sekarang harus bisa lebih memaknai demi masa depan yang gemilang.

 

  1. Sesi Refleksi

Sesi Pemutaran film “Kebijaksanaan dari Sojiwan” dengan topik Dua ekor angsa menerbangkan kura-kura. Pesan moral yang dapat diambil dari Film tersebut adalah untuk berhasil mencapai sebuah tujuan kita perlu menuruti  nasihat baik yang diberikan.

 

  1. Tanggapan dari Sesi Refleksi oleh Koordinator Tim, Wahyu Kristanto, S.S

Masa lalu adalah sumber inspirasi untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Untuk membuat karya seperti contohnya Candi Prambanan yang luar biasa dibutuhkan ketekunan. Nasihat-nasihat yang baik tidak hanya bisa kita dapatkan hanya di luar sekolah tetapi juga di sekolah.

 

  1. Penutup

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 ditutup oleh Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd, M.A  pada pukul 15.00 WIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NOTULEN

 

Hari/Tanggal : kamis, 24 September 2020

Waktu : 13. 10  WIB – selesai

Tempat : Ruang Meeting  Zoom

Acara : Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020

Notulis : Vety Susilowati, S.S.

 

  1. Pembukaan
  2. Pembukaan Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020oleh pembawa acara (Host)

Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 dimulai pada pukul 13.10 WIB.  Pembawa acara, Putu Dananjaya, S.Pd., M.A membuka kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya dengan memberi gambaran sekilas tentang rincian kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya kepada peserta diskusi yang berasal dari siswa-siswi SMA N 1 Wonogiri dan guru pendamping. Peserta dari siswa-siswi SMA N 1 Wonogiri berjumlah 38 dan  1  guru pendamping.

  1. Penyampaian aturan/tata tertib Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 oleh Pembawa Acara.

 

  1. Pelaksanaan
  2. Pengantar oleh Moderator

Kegiatan Diskusi Interaktif Cagar Budaya Tahun 2020 di mulai dengan pengantar sekilas tentang kegiatan Diskusi oleh moderator kegiatan, Wardiyah, S.Hum .  Kegiatan dilanjutkan dengan acara mendongeng oleh Bagong Soebardjo dari Sanggar Wayang Dongeng. Moderator membacakan CV Bagong Soebardjo.

 

  1. Mendongeng bersama Bagong Soebardjo

Bagong Soebardjo memberikan pengantar dan ucapan terimakasih kepada BPCB Provinsi Jawa Tengah dan Pihak SMA N 1 Wonogiri. Pertunjukan wayang dongeng dimulai dengan judul “Munyuk lan Boyo”.  

Alkisah ada Pak Munyuk dan Bu Munyuk hidup di hutan. Bu Munyuk sedang hamil dan ngidam makan buah jambu dersana. Pak Munyuk lekas mencari buah jambu dersana dan tibalah di sebuah sungai yang di tengah sungai tersebut ada pulau. Di pulau tersebut tumbuh buah jambu dersana. Pak munyuk bertemu dengan Pak Boyo yang sedang berada di pinggir sungai. Pak Munyuk mem

Kategori Berita dan Pengumuman
Hubungi Kami
hubungi bpcb jateng
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X
  • Jalan Yogya-Solo Km.15, Bogem, Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571

  • bpk.wil10@kemdikbud.go.id

  • bpcb.jateng@kemdikbud.go.id

  • (0274) 496019, 496419, 496413, 373241, 379308

Statistik Pengunjung