Berita

Berita terkini terkait Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X

Sumpah Pemuda Sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan Bangsa

13 November 2025 13:47

Sumpah Pemuda merupakan sebuah ikrar yang lahir melalui pernyataan pemuda-pemuda seluruh Indonesia dari berbagai latar belakang daerah, agama dan suku yang ingin menyatukan semangat dan perjuangan kemerdekaan dalam sebuah kongres pemuda yang dilaksanakan selama satu hari dua malam pada 27 - 28 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (tanggal 27 Oktober 1928) sekarang masuk wilayah Sekolah Santo Ursula Lapangan Banteng Jakarta, Oost Java Bioscoop (tanggal 28 Oktober 1928 pagi) sekarang gedungnya sudah tidak ada, dan Indonesische Clubgebouw (tanggal 28 Oktober 1928 sore) sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda berasal dari dua kata yakni sumpah dan pemuda. Sumpah mempunyai arti janji yang harus ditepati sehingga nama sumpah pemuda merupakan janji yang harus ditepati oleh para pemuda.

Gambar

Peserta Kongres Kesatu (Sumber : Koleksi Museum Sumpah Pemuda)

Sebelumnya pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Budi Utomo, kemudian terbentuklah beberapa organisasi yang sifatnya kedarahan antara lain Jong Java, Jong Soematraen Bond (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Jong Theosofen Bond, Boedi Oetomo, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia. Dari organisasi tersebut tentunya pemikirannya tidak ada yang sama, kemudian diadakan Kongres pemuda kesatu pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926 yang bertempat di Jakarta. Karena dirasa kongres pertama ini tidak berhasil kemudian diadakan Kongres Pemuda Kedua yang diprakarsai oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia berbagai organisasi pemuda dari seluruh Indonesia dengan dihadiri kurang lebih 700 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan diantaranya adalah Poernomo Wulan, Siti Soendari, Emma Poeradiredja, dan Suwarni Pringgodigdo.

Para perempuan ini tidak hanya sekedar hadir namun mereka ikut aktif dalam berbagai diskusi di antaranya peran  perempuan dalam kemerdekaan yang akhirnya dua bulan setelahnya memotivasi untuk menyelenggarakan kongrees perempuan pertama pada tanggal 22 - 25 Desember 1928 di Yogyakarta, tepatnya di Dalem Jayadipuran yang sekarang menjadi kantor Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Unit Jayadipuran.

Kongres pemuda ini mempunyai arti yang sangat penting, karena menjadi tonggak utama pergerakan kemerdekaan Indonesia dan simbol persatuan bangsa dari berbagai suku dan daerah meskipun dibawah pengawasan yang sangat ketat dari polisi hingga mendapat ancaman akan dibubarkan, karena membahas masalah kemerdekaan dan politik. Namun, meskipun dalam tekanan tetap dapat merumuskan keputuasan yang sangat penting yakni : Mengaku satu kebangsaan dan tanah air yaitu Indonesia, Menghargai dan menjunjung tinggi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan dan salah satu faktor dari dasar Indonesia Raya, Ikrar Sumpah Pemuda menyatukan perbedaan suku, agama, dan daerah dengan tekad bahwa mereka adalah satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Sumpah Pemuda.

Gambar

Peserta Kongres Kedua (Sumber : Koleksi Museum Sumpah Pemuda)

Kongres tersebut dapat berjalan dengan lancar karena dalam dalam kepanitiaan ada orang-orang yang sangat hebat yakni Sugondo Djojopuspito (PPPI), sebagai Ketua, R.M. Djoko Marsaid (Jong Java) sebagai Wakil Ketua,  Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond) sebagai Sekretaris, Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond) selaku Bendahara, Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond) sebagai Pembantu I, R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia) sebagai Pembantu II, R.C.L. Sendoek (Jong Celebes) Sebagai Pembantu III, Johannes Leimena (Jong Ambon) sebagai Pembantu IV dan Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi) sebagai Pembantu V.

Pengaruh Sumpah Pemuda terhadap perjuangan kemerdekaan sangat signifikan, karena  menjadi tonggak awal kesadaran kebangsaan, menggeser perjuangan yang sebelumnya bersifat kedaerahan menjadi perjuangan nasional, membentuk identitas nasional dan mendorong rakyat Indonesia memiliki tujuan yang jelas untuk meraih kemerdekaan. Bahasa Indonesia diangkat sebagai alat pemersatu bangsa yang mampu menjembatani keberagaman. Selain itu juga sebagai tekad/semangat para pemuda-pemudi Indonesia untuk menegakkan kemerdekaan dan persatuan bangsa. Sumpah ini menyatukan perjuangan bangsa Indonesia dengan mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan harta untuk mengusir penjajah dan memperjuangkan persatuan tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.

Sejak tahun 1959 maka setiap tanggal 28 Oktober diperingati Hari Sumpah Pemuda sebagai momen pemersatu bangsa, simbol semangat perjuangan dan pengingat akan semangat persatuan para pemuda. Peringatan ini bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga mengajak generasi kini untuk terus membangun bangsa dengan semangat yang sama dalam persatuan dan kebangsaan serta menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat, khususnya di kalangan pemuda Indonesia. Mereka mulai menyadari pentingnya persatuan untuk meraih kemerdekaan bangsa Indonesia, sehingga persatuan menjadi fondasi perjuangan nasional serta menyadarkan masyarakat Indonesia akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi penjajahan. Kesadaran ini memotivasi bangsa Indonesia untuk bersatu dan berlomba dalam membangun negara yang merdeka, dengan menggunaan Bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu yang efektif untuk membangun identitas nasional dan mengatasi potensi konflik antar kelompok etnis yang berbeda.

Sumpah Pemuda membantu membentuk identitas nasional yang kuat. Bangsa Indonesia mulai mengenali dirinya sebagai satu bangsa dengan tanah air dan bahasa yang sama, sehingga memperkuat semangat kebangsaan dan solidaritas serta tidak hanya menjadi tonggak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga memberi pengaruh positif luas dalam aspek sosial dan budaya yang membangun karakter serta identitas bangsa Indonesia hingga saat ini.

Sumpah Pemuda memiliki dampak signifikan pada sektor ekonomi Indonesia. Semangat persatuan yang terwujud melalui Sumpah Pemuda tidak hanya menyatukan bangsa dalam perjuangan kemerdekaan, tetapi juga membangkitkan tekad untuk mandiri secara ekonomi. Para pemuda yang terinspirasi oleh ikrar ini kemudian memainkan peran penting dalam membangun kewirausahaan, inovasi, serta partisipasi dalam berbagai sektor industri seperti pertanian, perdagangan, dan jasa. Mereka membantu menggerakkan roda perekonomian dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Dalam konteks modern, peringatan Hari Sumpah Pemuda kerap dijadikan momentum untuk membangkitkan semangat pemuda dalam berkontribusi pada pengembangan ekonomi digital dan kreativitas sebagai wujud kemandirian ekonomi. Pemerintah dan berbagai pihak juga mengajak generasi muda untuk terus berinovasi dan memperkuat daya saing di era global demi kesejahteraan bangsa. Sehingga, pengaruh Sumpah Pemuda terhadap ekonomi Indonesia meliputi pemberdayaan pemuda dalam kewirausahaan, penguatan organisasi ekonomi nasional, serta semangat kolaborasi yang menopang kemajuan dan kemandirian ekonomi bangsa.

Semangat Sumpah Pemuda menjadi inspirasi bagi generasi muda saat ini untuk terus bersatu, memaknai perbedaan sebagai keunikan, dan berkontribusi dalam berbagai bidang untuk kemajuan bangsa di era modern, sehingga pada tanggal 28 Oktober 2025 bukan hanya peringatan sejarah, melainkan ajakan untuk melanjutkan semangat persatuan dan perjuangan dengan cara-cara yang relevan saat ini. Sudah saatnya pemuda Indonesia bergerak, menjaga persatuan, dan menebar kebaikan untuk bangsa. Berikut Teks Sumpah Pemuda yang selalu dibacakan pada saat diselenggarakan upacara :

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air

Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

 

Daftar Pustaka

Abdul Rahman, Momon, dkk Sumpah Pemuda Latar Sejarah dan Pengaruhnya Bagi Pergerakan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Tahun 2005.

Leirissa, R.Z, dkk Sejarah Pemikiran Tentang Sumpah Pemuda, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1999.

(N.d.). Tirto.Id. Retrieved October 6, 2025, from https://tirto.id/peran-moh-yamin-dalam-sumpah-pemuda-dan-kemerdekaan-indonesia-gxLW.

Memaknai sumpah pemuda. (n.d.). Sonobudoyo. Retrieved October 9, 2025, from https://sonobudoyo.jogjaprov.go.id/id/tulisan/read/memaknai-sumpah-pemuda.

Kompas TV, Tanggal 29 Oktober 2024.

 

Kontributor : Agus Riyanto 

 

 

 

Kategori Berita dan Pengumuman
Hubungi Kami
hubungi bpcb jateng
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X
  • Jalan Yogya-Solo Km.15, Bogem, Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571

  • bpk.wil10@kemenbud.go.id

  • -

  • (0274) 496019, 496419, 496413, 373241, 379308

Statistik Pengunjung